Selasa, 13 Desember 2011

Kau-lah bayangan itu

Aku selalu merindukan
purnamaku yang hilang karena
sendu.
Karena kau yang memanggilku
dengan tulus, untk berbagi sepi.
Tanganmu yang menyerap
keyakinanku, namun matamu
menumbuhkan keyakinan baru.
Bukanlah lagu terdengar merdu
karena ritme yang menanjak
perlahan, namun pada hati yang
digetarkan karena perasaan yang
terungkapkan.
Kau adalah separuh purnama
yang redup di langit agustus
namun menghadirkan fajar yang
memulai bayangan terpanjang
dan beraroma pasir.
Jiwa kita seperti permen, begitu
manis hingga dicintai dengan
rasa.
Dan yang mencintai kita adalah
jiwa yang sama manisnya.
Semanis perjumpaan lebah pada
madu.
8desember2011 11:44 pm
azan zuhur terdengar.
Saat bayangan menyatu.
Kau-kah bayangan itu.
Kau-lah bayangan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar