sungguh aku sangat merindukanmu
ingin menatap dalam-dalam matamu, masihkah ada sedikit kasih untukku
agar ku mampu meminta maaf sedalam kebencian yang telah ku ciptakan di masa lampau
meski aku pun tak berani mengharap hubungan kita akan kembali seperti masa-masa awal kita saling mengenal
aku hanya menyembunyikan rasa cintaku yang tak seharusnya tumbuh
berusaha agar hati ini tidak semakin condong pada kelembutan dan pesona yang terpancar olehmu
karena ku takut jika itu terjadi, akan banyak kepedihan yang kau temui
karena aku seorang pemimpi, dan banyak sekali pemimpi yang akhir hidupnya tak bahagia
sedangkan aku masih mengingat doamu agar selalu hidup bahagia.
aku pasti seorang pengecut karena tak berani menjadikan mimpimu nyata
bagaimana pun juga
aku hanya ingin mengurangi kadar cintaku padamu
anggap saja aku belum cukup berani mencintai seseorang
dan sangat berharap kau dapat kebahagiaan dari seseorang yang lebih baik
bahkan jika itu artinya aku yang harus hilang
meski pun kau kini penuh benci, karena keegoisanku
meski pun sakit hatimu tak dapat ku obati
aku berharap hanya kebahagiaan dan ketenanganmu
by Didit Sukmana on Friday, March 23, 2012 at 11:07pmĀ·
http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150751632681763
sebuah stasiun tulisan akan ide, mimpi, juga sedikit narasi hati yang selalu berteriak ingin ditulis...
Sabtu, 24 Maret 2012
Sabtu, 17 Maret 2012
akhir cerita
jika aku punya waktu dan keberanian, aku pun tidak akan datang padamu.
karena aku yakin kau bukan tanda tanya, yang jawabannya harus dicari.
imanku tidak mencegahku untuk melupakanmu, ego yang ada menjadi dasar fitrah terjaga.
semoga kehilangan ini benar-benar menghilangkan, segala maksudku yang tak tulus.
lalu saat kita tidak perlu untuk bertemu, kau temukan hatimu tumbuh.
sumber perpecahan kita adalah
ketika aku merasa:
4. aku penting bagi mu
3. aku membutuhkan mu
2. aku ada ketika kau lemah
1. aku percaya aku mengenalmu
ketika aku mulai:
membaca tatap matamu
mendengar tangismu pilu
meraba apa yang kau mau
menerka siapa kau untuk ku
ketika aku terus:
mengirimkan mu puisi
mengajak mu berdoa
memberikan mu hadiah
menganggap mu ibu bagi anak-anak kita
meskipun kau terus:
meminta maaf ku
memberikan senyum mu
menjaga hubungan ini
memohon ku kembali
pada akhirnya lampu telah mati
karena aku yakin kau bukan tanda tanya, yang jawabannya harus dicari.
imanku tidak mencegahku untuk melupakanmu, ego yang ada menjadi dasar fitrah terjaga.
semoga kehilangan ini benar-benar menghilangkan, segala maksudku yang tak tulus.
lalu saat kita tidak perlu untuk bertemu, kau temukan hatimu tumbuh.
sumber perpecahan kita adalah
ketika aku merasa:
4. aku penting bagi mu
3. aku membutuhkan mu
2. aku ada ketika kau lemah
1. aku percaya aku mengenalmu
ketika aku mulai:
membaca tatap matamu
mendengar tangismu pilu
meraba apa yang kau mau
menerka siapa kau untuk ku
ketika aku terus:
mengirimkan mu puisi
mengajak mu berdoa
memberikan mu hadiah
menganggap mu ibu bagi anak-anak kita
meskipun kau terus:
meminta maaf ku
memberikan senyum mu
menjaga hubungan ini
memohon ku kembali
pada akhirnya lampu telah mati
Selasa, 13 Maret 2012
Hati untuk Fitri
sepertinya hati ini kau letakkan pada satu bejana penuh bunga.
lantun genta dan rebana membuat debarnya seirama.
apakah yang kau tabur adalah embun ataukah salju.
karena sejuk yang terasa, kini menjelma pendar cahaya.
hati ini hanya merasa
keindahan, kebaikan, ketulusan dan kerinduan
hati ini yang kau jadikan pena ketika menulis cinta
selama hidup penuh keimanan tanpa bisikan ragu
aku hati yang tumbuh
seperti hijau tunas sehabis hujan di sapa fajar
menari bersama
menjaga yang telah ada dan melanjutkan celah yang kau namakan fitri
lantun genta dan rebana membuat debarnya seirama.
apakah yang kau tabur adalah embun ataukah salju.
karena sejuk yang terasa, kini menjelma pendar cahaya.
hati ini hanya merasa
keindahan, kebaikan, ketulusan dan kerinduan
hati ini yang kau jadikan pena ketika menulis cinta
selama hidup penuh keimanan tanpa bisikan ragu
aku hati yang tumbuh
seperti hijau tunas sehabis hujan di sapa fajar
menari bersama
menjaga yang telah ada dan melanjutkan celah yang kau namakan fitri
Langganan:
Postingan (Atom)