Jumat, 01 Oktober 2010

suara generasi 11: PERANG KAWASAN AKAN MENGARAH KEMANA ?

suara generasi 11: PERANG KAWASAN AKAN MENGARAH KEMANA ?

PERANG KAWASAN AKAN MENGARAH KEMANA ?




Isu perang kawasan yang segera akan pecah sudah menarik perhatian mata dunia internasional. Konflik-konflik yang berkepanjangan antar negara dan perang saudara, usaha menggulingkan pemerintahan dengan menyebar teror dan fitnah berdasar agama dan golongan akhirnya akan menemukan muaranya. Dan Asia menjadi kawasan yang akan mendapat banyak efeknya. Mengapa?

Dari Pegunungan Sinai hinga Semenanjung Korea dan Cina.
Libanon-Israel, Palestina-Israel, Pakistan-India, Sri Lanka-Macan Tamil, Thailand-UUD (Demonstran Kaos Merah), Korea Utara-Korea Selatan, Cina-Jepang, Amerika dan Soviet. Negara-negara tersebut sepanjang tahun ini terus bergejolak, mempengaruhi sebagian besar perpolitikan dunia dan sosial kultural. Mulai timbul banyak kecurigaan dalam hubunga luar negeri dan kerjasama antar negara.
Negara-negara yang yang terlibat perang tidak pernah sendiri dalam melancarkan serangannya. Sejarah telah mencatat bahwa setiap kali perang, konflik juga sengketa yang berhubungan dengan keuasaan atau berebut wilayah kekuasaan selalu menjadi konsumsi yang berpotensi besar bagi beberapa golongan dan orang. Bukan hanya tentang permohonan bantuan yang di minta oleh tiap negara dalam menjaga keutuhan wilayahnya. Dan tentu pemenang dari semua ini adalah teror dan kekejaman itu sendiri. Seperti pepatah perang ”menang jadi arang kalah jadi abu” adalah gambaran paling dilematis yang harus dihadapi oeleh korban abadi dari perang itu sediri ”Rakyat”.
Negara-negara adidaya seperi Amerika, Soviet Rusia, Prancis, Inggris dan Itali sebagai negara-negara yang terkenal sebagai penghasil senjata perang tidak akan pernah ketinggalan dalam ikut serta dalam acara akbar bermodal raksasa itu.

Keuntungan dan Kepentingan
Ikut sertanya negara adidaya dalam setiap konflik dan perang memang sarat dengan kepentingan. Namun dari seluruh kepentingan yang ada (sosial dan politik) ada keuntungan besar yang ingin dicapai. Keuntungan dari hasil jual beli senjata dan aksi mengambil untung dengan mengadakan kerjasama yang lebih banyak mudharatnya serta memberi keuntungan yang terlihat besar namun sebenarnya lemah dan rendah.
Aspek yang paling banyak dicuri dari kawasan yang sedang bersengketa adalah pengambil alihan ekonomi strategis dan penanaman kekuasaan pada pengambilan keputusan, teori ekonomi liberal-kapitalis. Namun dimata internasional mereka seolah menjadi mitra dalam memperkuat pertahanan dan kedaulatan. Bahkan tak jarang sengaja merancang sekenario konspirasi guna memudahkan berjalannya tujuan yg lebih besar bagi mereka. Cukuplah menjadi contoh betapa CIA, FBI, MOSAD, KGB, telah banyak menjadi musuh dalam selimut di banyak negara pada perang dunia dan hingga kini masih menjalankan fungsinya dengan aktif.

Mengapa Asia ?
Asia merupakan pasar konsumerisme produk terbesar dunia. Sebagian besar negara-negara yang ada merupakan negra yang hanya memproduksi bahan mentah, hal ini menyebabbkan negara-negara maju banyak memonopoli perdangangan dan distribusi yang ada. Selain Cina dan Jepang yang memproduksi mesin pabrikan untuk kebutuhan domestik, korea dan india termasuk beberapa negara yang mulai bergerak ke arah perdanganagan berlandaskan hasil industri dan jasa. Sehingga mereka sudah termasuk kedalam kategori negara yang independen secara ekonomi dan politik.
Meskipun demikian, ada lebih dari 20 negara yang masih sangat bergantung pada negara lain, dan termasuk di antaranya indonesia, vietnam, thailan, kamboja dll. Hal ini juga menjadi salah satu tambang emas bagi banyak negara maju yang berusaaha untuk memperlambat pertumbuhannya demi keberlangsungan ekonomi yang mereka terapkan. Bayangkan bila semua negara Eropa harus bergantung pada hasil alamnya sendiri yang jelas dan nyata telah lama habis serta sedikit sekali tingkat produktivitasnya! Tentu akan berbahaya jika negara seperti indonesia biasa berdaulat secara ekonomi dan ilmu pengetahuan pengembangan.

Indonesia Dimata Negara-negara Kawasan
Indonesia termasuk negara yang tidak memihak (non blok) pada salah satu kekuatan militer pada perang dunia ke-II yang lalu. Hingga kini politik bebas aktif tetap dianut oleh indonesia guna menghindari politik perebutan kekuasan antar bangsa. Sehingga tidak heran jika banyak pengamat hubungan internasional yang memprediksi bahwa indonesia akan menjadi salah satu negara pemimpin di kawasan asia tenggara.
Namuan sedikit menelisik beberapa propoganda yang kini sedang banyak disorot media, terorisme dan kriminalitas. Betapa indonesia digrogoti oleh penyakit yang di tebar dari dalam diri negri ini sendiri. Lebih parah lagi, umat islam yang merupakan pondasi negri ini brdiri sudah jadi kambing paling hitam untuk menyambut Idul Qurban. Sedangkan para para pemuda masih menetek pada komersilitas global ber label eksistensi dengan tema narsistik.
Bukan selamanya kebenaran akan mengalahkan keculasan. namun jika keculasan telah dianggap sebagai jalan mencari kebenaran maka kita telah menyiapkan satu peti mati raksasa untuk kita bersama (kehancuran identitas dan orientasi). Masih mau tidur dalam peti seperti para vampire dan drakula (bentuk sebenarnya dari kapitalis dan komersialis).
Jadi sebenarnya, indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam menentukan kearah mana masadepan kawasan ini selanutnya. Apakah kita akan tetap tidak memihak dengan resiko menjadi negra incaran dua kubu, atau memilih salah satu kubu, namun siap di gempur oleh kubu yang lainnya.